
Medan, 15/12 (LintasMedan) – Komunitas Seabolga adalah sebuah gerakan inisiatif anak muda yang didirikan oleh Yuli Efriani, alumni Teknik Lingkungan Universitas Sumatera Utara.
Komunitas ini berdiri tahun 2019 dan memiliki visi untuk mengurangi dan mencegah dampak polusi air laut dengan berbagai program pemberdayaan masyarakat, edukasi dan praktik nyata yang dilakukan kepada masyarakat pesisir di Sumatera Utara.
Yuli Efriani menyebutkan bahwa latar belakang komunitas ini terbentuk karena rasa khawatir dengan timbunan sampah di lokasi tempat tinggalnya yaitu Sibolga.
Melihat kondisi ini, ia kemudian mengajak beberapa orang anak muda di sekitar tempat tinggalnya itu membentuk gerakan dalam upaya mengatasi persoalan tersebut. Hingga terbentuklah gerakan pemilahan dan manajemen sampah pesisir.
“ Awalnya komunitas ini dibangun karena rasa khawatir saya terhadap kawasan pesisir Sibolga banyak terdapat sampah, sehingga muncul niat untuk membuat komunitas pengelolaan sampah yang dinamakan Seabolga. Saya juga mengajak anak muda sekitar untuk dapat bergabung dalam komunitas ini”, ucap Yuli.
Sejak berdiri tahun 2019, Seabolga terus berupaya untuk mengajak masyarakat agar lebih peduli terhadap lingkungan melalui berbagai program yang telah dijalankan, salah satunya program Seabolga Goes To School (SGTS).
Seabolga Goes To School merupakan salah satu program dari komunitas Seabolga yang memberikan dampak luar biasa kepada masyarakat khususnya bagi generasi muda.
Program Seabolga Goes To School dibentuk dengan alasan karena masih kurangnya kesadaran generasi muda tentang kelestarian lingkungan serta masih minimnya program-program tentang lingkungan di sekolah. Program ini diisi dengan edukasi, workshop, dan juga pelaksanaan praktik langsung yang melibatkan partisipasi aktif dari siswa-siswi di sekolah.
Pada September lalu, Komunitas Seabolga yang berkolaborasi dengan Rumah Zakat Medan telah melaksanakan program kegiatan Seabolga Goes To School di Madrasah Ibtidaiyah (MIN) 12 Medan, Sumatera Utara.

Kegiatan ini diselenggarakan dengan tema “Mengenali dan Memilah Sampah” yang juga diisi dengan worksop tentang edukasi pemilahan sampah dan cara untuk dapat berperan secara aktif dalam mengatasi perubahan iklim yang terjadi saat ini.
Kegiatan ini juga diisi dengan praktik secara langsung, dimana siswa dan siswi dari MIN 12 Medan diperintahkan untuk membawa tiga jenis sampah yang dapat mereka temukan di daerah tempat tinggal mereka, setelah itu mereka kemudian akan mengidentifikasi dan memilah sampah tersebut yang mencakup sampah organik seperti sisa makanan, sampah anorganik seperti plastik, dan juga sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) seperti baterai.
Yuli Efriani berharap kegiatan seperti ini dapat terus dilanjutkan untuk dapat menciptakan local hero di lingkungan sekolah serta dapat menambah pengetahuan generasi muda tentang pentingnya pemilahan sampah.
“Melalui kegiatan ini, kami berharap para generasi muda khususnya menyadari pentingnya pemilahan sampah di rumah dan sekolah mereka masing-masing, karena dengan proses pemilahan tersebut akan menjaga nilai dari sampah tersebut sehingga dapat didaur ulang” jelas Yuli.(Nur Agustilahmi Nasution)