
Zulkarnain Purba

Medan 24/1 (LintasMedan) – Sikap arogan dipertontonkan Sekretaris Umum (Sekum) Pengurus Provinsi (Pengprov) Federasi Olahraga Karate Indonesia (FORKI) Sumut Zulkarnain Purba yang berupaya menghalang-halangi wartawan untuk melakukan wawancara dengan Ketua Umum FORKI Sumut DR H Rahmat Shah.
Kejadian ini berlangsung saat penutupan Kejuaraan Daerah (Kejurda) junior FORKI Sumut, Sabtu (24/1) dimana Zulkarnain yang dikenal sebagai pemilik ‘Dan Hitam’ karate ini melarang pers yang ingin bertanya seputar organisasi Palang Merah Indonesia (PMI), dimana Rahmat Shah merupakan pimpinan organisasi kemanusiaan itu untuk Sumatera Utara.
“Jangan dicampur-campur inikan acara olahraga. Nggak usah tanya-tanya soal PMI biarpun beritanya beda,” ketus Zulkarnain yang mantan manajer tim karate nasional.
Dia terlihat kesal karena wartawan tidak memperdulikan ucapannya dan terus melontarkan pertanyaan seputar PMI terhadap Rahmat Shah.
Entah apa yang melatarbelakangi arogansi Zulkarnain melarang wartawan bertanya soal PMI, padahal organisasi ini di Sumut mendapat prestasi peringkat 3 nasional dari sebelumnya terpuruk di posisi 33.
Selain itu PMI Sumut juga segera memiliki gedung baru di Jalan Perintis Kemerdekaan Medan, yang berbiaya Rp10 miliar berasal dari sumbangan para donatur.
Rahmat Shah juga terlihat begitu antusias dalam memberi keterangan seputar PMI kepada wartawan bahkan sempat menegur sikap Zulkarnain Purba yang terkesan tidak bersahabat tersebut.
Pelatih PPLP
Zulkarnain Purba selama ini memang dikenal sebagai sosok yang arogan di lingkungan insan olahraga dan kalangan pers.
Sebelumnya dia juga menjadi perbincangan akibat terkesan memaksakan diri ingin masuk dalam nominasi seleksi pelatih Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) yang diselenggarakan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sumut.
Namun sikap tegas diperlihatkan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sumut, Drs H Baharuddin Siagian yang tidak meloloskan namanya dari 17 pelatih yang masuk nominasi.
Pasalnya, pada saat seleksi dilakukan, Zulkarnain tidak mengikuti dengan disiplin. Usai mengikuti paparan dia langsung pulang hingga dianggap gugur.
Namun ketika jadual pengumuman, diduga dia mengutus seorang pelatih Erwin Kamarullah untuk memperjuangkan namanya agar lulus melatih di PPLP.
Akibatnya Erwin sempat mengajukan berbagai protes ke pihak Dispora Sumut. “Kenapa cabang karate cuma mendapat jatah satu pelatih yang lolos,” kata Erwin.
“Bagaimana bisa meloloskan seseorang yang tidak ikut pada saat seleksi dilakukan. Apa harus mengorbankan pelatih dari cabang lain yang sudah dinyatakan lolos dan mereka disiplin mengikuti seleksi,” kata Baharuddin.(LMC-02)