
Ilustrasi - Sejumlah pelajar SMA saling mencoret seragam sekolah mereka usai melaksanakan Ujian Nasional (UN) di Medan, belum lama ini. (Foto: LintasMedan/Roni)

Medan, 25/4 (LintasMedan) – Seluruh siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan sederajat di Kota Medan diminta tidak melakukan aksi corat-coret pakaian seragam sekolah dan pawai kendaraan motor seusai mengikuti ujian nasional (UN).
“Saya instruksikan kepada seluruh kepala SMP agar melarang siswanya melakukan aksi corat-coret seragam sekolah usai ujian nasional,” kata Walikota Medan, H.T Dzulmi Eldin di Medan, Rabu.
Instruksi itu disampaikan Walikota untuk mengantisipasi terulangnya kembali aksi corat-coret seragam sekolah yang dilakukan sejumlah siswa SMA dan sederajat usai menyelesaikan UN di Medan, belum lama ini.
Selain itu, para siswa tersebut juga melakukan aksi corat-coret terhadap sejumlah tembok dan bangunan fasilitas umum di seputaran Lapangan Merdeka Medan serta menggelar konvoi dengan menggunakan kendaraan bermotor sehingga mengakibat sebagian jalan raya di kawasan inti Kota Medan mengalami kemacetan cukup parah hingga malam hari.
Untuk mencegah kemungkinan terulangnya peristiwa serupa, Eldin minta seluruh kepala SMP selaku Ketua Sub Rayon agar melakukan antisipasi dan mengawasi para siswanya selesai mengikuti UN.
“Hindari mereka melakukan aksi corat-coret seragam sekolah maupun konvoi serta kebut-kebutan di jalan raya. Karena selain tidak bermanfaat, kegiatan itu dapat mengganggu kenyamanan masyarakat pengguna jalan raya,” ujarnya.
Menurutnya, banyak kerugian yang akan didapatkan jika siswa melakukan aksi itu, selain dapat membahayakan diri sendiri seperti terjadinya kecelakaan, juga dapat mengganggu dan meresahkan pengendara lain.
Ia mengatakan, perbuatan aksi corat-coret seragam bukan kepribadian sikap seorang pelajar, karena tindakan itu mubazir dan tidak terpuji.
Sebaiknya, menurutnya, pakaian seragam itu disumbangkan kepada siswa-siswa yang kurang mampu atau adik kelasnya.
Walikota juga memerintahkan para kepala SMP agar menggelar berbagai acara untuk mencegah aksi corat-coret siswa mereka usai mengikuti UN, misalnya menyediakan spanduk berukuran besar untuk ditandatangani seluruh siswa yang baru menyelesaikan UN sebagai komitmen ingin melanjutkan pendidikan lebih tinggi.
“Dengan adanya spanduk ini, tentunya dapat mencegah para siswa melakukan aksi corat-coret baju sekolah,” ucap dia.
Solusi lainnya, lanjut Eldin, kepala SMP beserta para guru juga dapat menggelar pentas seni bersama di masing-masing sekolah.
Dengan demikian usai mengikuti UN hari terakhir, para siswa berkumpul bersama untuk mengikuti pentas seni.
“Kegiatan pentas seni tentunya lebih bermanfaat ketimbang anak-anak kita melakukan aksi corat-coret baju sekolah serta konvoi maupun kebut-kebutan di jalan raya,” ujar dia.
Guna memastikan apakah para kepala SMP melaksanakan perintah itu dengan penuh rasa tanggung jawab, Walikota menginstruksikan kepada Kadis Pendidikan Kota Medan beserta jajarannya untuk memantau langsung ke masing-masing SMP Negeri di Kota Medan.
“Segera laporkan jika ada kepala SMP negeri yang tidak melaksanakan instruksi ini,” ujar Eldin. (LMC-03)