
Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi foto bersama bupati dan walikota se Sumut di sela arapat umum pemegang saham (RUPS) Tahunan tahun buku 2016, di Medan, Sabtu (3/6). (Foto: LintasMedan/ist)

Medan, 3/6 (LintasMedan) – PT Bank Sumut di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi global tahun 2016 berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp 584,5 miliar atau pencapaian tertinggi bank milik pemerintah daerah itu sejak 52 tahun berdiri.
“Peningkatan laba bersih di tahun 2016 disebabkan oleh pendapatan bunga dan pendapatan syariah yang meningkat sebesar 10,01 persen sebagai dampak dari penyaluran kredit dan pembiayaan syariah,” kata Komisaris Utama PT Bank Sumut Rizal Fahlevi Hasibuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan Tahun Buku 2016 Bank Sumut, di Medan, Sabtu.
Hadir dalam RUPS Bank Sumut itu, antara lain Gubernur Sumut selaku pemegang saham pengendali Tengku Erry Nuradi, Ketua DPRD sumut Wagirin Arman, Direktur Utama Bank Sumut Edie Rizliyanto dan jajaran direksi serta para pemegang saham.
Selain itu, lanjut Rizal, Bank Sumut juga terus memperkuat posisi sebagai lembaga intermediasi yang ditunjukkan dengan keberhasilan bank tersebut selama tahun 2016 mencatatkan pertumbuhan kredit di segmen konvensional sebesar Rp17.189 miliar atau meningkat 4,99 persen dibanding tahun 2015.
Kemudian dari sisi aset, pertumbuhan aset Bank Sumut tahun 2016 tercatat sebesar Rp26.170 miliar atau bertambah 8,45 persen dibanding tahun 2015.
“Peningkatan aset ini didorong oleh kenaikan kredit serta dana pihak ketiga yang tercatat sebesar Rp20.804 miliar atau tumbuh 6,94 persen dari tahun sebelumnya,” paparnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, return on asset (ROA) Bank Sumut tahun 2016 mencapai 2,74 persen dari sebelumnya 2,31 persen, return on equity (ROE) naik dari 23,90 persen menjadi 24,84 persen.
Sementara Net Interest Margin (NIM) meningkat dari sebelumnya 7,26 persen menjadi 7,89 persen dan terjadi efisiensi pada biaya operasional pendapatan opersional (BOPO) yang menurun dari 82,16 persen di tahun 2015 menjadi sebesar 79,54 persen.
Dari sisi angka kredit macet (NPL) juga menunjukkan perbaikan, yakni menurun dari sebelumnya sebesar 5,00 persen di tahun 2015 menjadi 4,70 persen di tahun 2016.
Gubernur Sumut selaku pemegang saham pengendali, mengapresiasi Bank Sumut karena menunjukkan perbaikan kinerja dan pertumbuhan yang signifikan selama tahun 2016.
Meski demikian, Erry Nuradi mengingatkan jajaran Bank sumut jangan berpuas diri atas raihan laba bersih tahun 2016, sebab masih terdapat pertumbuhan yang dibawah rata-rata perbankan di Sumut seperti dana pihak ketiga (DPK).
Dari sisi total aset, katanya, Bank Sumut juga dinilai masih berada di bawah pertumbuhan perbankan Sumut.
“Bank Sumut harus lebih giat, lebih meningkatkan kinerja sehingga dapat meningkatkan indikator pertumbuhan yang masih di bawah rata-rata perbankan Sumut,” ujarnya.
Khusus dalam upaya meningkatkan pertumbuhan kredit, dia meminta Bank Sumut agar jangan hanya mengandalkan proyek pembangunan di Sumut, melainkan harus turut serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menyalurkan kredit kepada usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Hal lain yang tidak kalah pentingnya dijadikan perhatian, menurut Gubernur, adalah angka kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) Bank Sumut yang tercatat pada triwulan I kecenderungannya meningkat yakni 5,65 persen, ini dikhawatirkan bisa melampaui ambang batas yakni 6 persen.
“Kita harapkan NPL pada Desember 2016 lalu sebesar 4,7 persen ini dapat dipertahankan sehingga tidak berada melewati batas,” ucapnya.
Dalam usia Bank Sumut yang sudah memasuki 52 tahun, Erry Nuradi mengharapkan jajaran direksi Bank Sumut untuk terus berinovasi dan menciptakan peluang dan kemitraan dengan pihak lain dengan tetap memegang prinsip kehati-hatian, sebagaimana yang diamanatkan dan penilaian Otoritas Jasa Keuangan (OJK). (LMC-01)