London, 21/8 (LintasMedan) – Rahul, bocah laki-laki berusia 12 tahun dari London utara, Inggris, Senin, menjuarai sebuah kompetisi dalam program televisi berjudul Channel 4’s Child Genius.
Rahul mengalahkan lawannya yang berusia sembilan tahun – Ronan – dengan skor 10-4 dalam final program tersebut.
Rahul, memiliki tingkat kejeniusan atau IQ yang cukup tinggi dan merupakan anggota Mensa atau organisasi orang-orang jenius yang memiliki IQ di atas rata-rata.
Kompetisi diikuti 19 anak berusia delapan sampai 12 tahun dalam program yang berlangsung selama sepekan.
Ia keluar sebagai pemenang setelah dengan tepat menjawab soal tentang para seniman di abad ke 19 William Holman Hunt dan John Everett Millais.
Rangkaian acara Child Genius ini dimulai pada hari Senin dan ditayangkan setiap malam pada minggu ini. Acara tersebut adalah program yang paling banyak ditonton di televisi Channel 4 Inggris setiap hari, dengan jumlah penonton yang menyaksikan acara final mencapai 1.8 juta orang.
Dalam acara final, subyek yang dipilih Rahul adalah inovasi dan metodologi medis Edward Jenner di Inggris pada abad ke 18. Baik Rahul, maupun lawannya, Ronan mencetak nilai 15 di bidang masing-masing.
Ia tadinya diperkirakan akan berhadapan dengan anak berusia 11 tahun, Joshua dalam final hari Sabtu. Namun pengetahuan tentang London tahun 1666 membuatnya Ronan lolos ke final.
Rahul mengatakan ia “sangat senang bisa menang” dan mengucapkan selamat kepada Ronan serta para kontestan lainnya.
Dylan, 12 tahun, menempati posisi ketiga dengan Joshua di tempat keempat. Satu-satunya anak perempuan dalam final tersebut, Aliyah berusia 10 tahun, menempati posisi kelima.
Rahul membuat para khalayak dan pembawa acara kuis Richard Osman begitu terkesan di babak pertama, dengan menjawab setiap pertanyaan dengan benar.
Ayah Rahul, Minesh, memasukkannya ke dalam kompetisi tersebut dan menyebut kesuksesannya sebagai sebuah ‘prestasi fenomenal’.
Meski acara ini menuai kritikan karena menempatkan anak-anak di bawah tekanan, pembawa acara mengatakan bahwa ia ‘tidak keberatan orang-orang mengalami sedikit trauma.’
“Saya tidak keberatan jika orang-orang harus melewati kesulitan,” kata Osman, sang pembawa acara. (LMC-03/BBC)