
Ilustrasi Cabe dan Bawang

Medan, 4/1 (LintasMedan) – Kegemaran masyarakat Sumatera Utara yang gemar mengkonsumsi cabe dan bawang merah ternyata mampu memicu terjadinya inflasi di provinsi ini.
Desember 2015 harga cabe merah mencapai rata-rata Rp36.000 per kg dan bawang merah Rp40.000 per kg memicu inflasi di Sumatera Utara sebesar 1,43 persen.
Kondisi tersebut naik dibanding Nopember 2015 sebesar 0,51 persen. Sedangkan inflasi nasional Desember 2015 sebesar 0,96 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara Wien Koesdiatmono didampingi Kabid Statistik dan Distribusi Bismark S Sitinjak kepada wartawan di kantornya Jalan Asrama Medan Senin menyebutkan, terjadinya inflasi tersebut akibat masyarakat yang menyukai cabe dan bawang merah.
Akibatnya harga komoditi itu naik karena besarnya permintaan menjelang akhir tahun.
“Masyarakat Sumut suka makan cabe jadi harganya juga naik karena permintaan besar,” katanya.
Namun menurutnya, secara kumulatif, tahun kalender (Januari-Desember 2015) inflasi Sumut 3,24 persen masih lebih rendah dari nasional 3,35 persen.
“Jadi Sumut masih aman di bawah nasional,” sebutnya.
Wien menjelaskan di Sibolga andil inflasi cabe merah paling tinggi mencapai 0,8924 dan bawang merah nomor dua 0,1969. Di Pematangsiantar, andil cabe merah 0,3154 dan bawang merah 0,1659. Di Kota Medan, andil bawang merah 0,4814 dan bawang merah 0,2185.
Di Padangsidempuan, andil bawang merah 0,3714 dan cabe merah 0,3620.
Ia menyebut pada Desember 2015 cabe merah dan bawang merah merupakan komoditi utama yang memicu inflasi di empat kota Indeks Harga Konsumen (IHK) yakni Sibolga 2,12 persen, Pematangsiantar 1,78 persen, Medan 1,37 persen dan Padangsidempuan 1,43 persen sehingga membuat inflasi Sumut 1,43 persen.
Penyumbang utama inflasi di Medan pada Desember 2015 antara lain cabe merah, bawang merah, daging ayam ras, rokok kretek filter, dencis, tarif listrik dan daging sapi.(LMC-05)