Medan, 4/11 (LintasMedan) – Kalangan pimpinan dan anggota Komisi D DPRD Provinsi Sumatera Utara (Sumut), menduga PT Waskita Karya selaku pemenang tender proyek infrastruktur multiyears 2022-2023 Pemprov Sumut senilai Rp2,7 triliun telah menarik jaminan uang muka atau garansi bank.
“Kami menduga dana garansi bank yang diajukan PT Waskita Karya saat penawaran tender proyek kemungkinan sudah ditarik, sehingga kesulitan membiayai pengerjaan proyek tersebut,” kata anggota Komisi D DPRD Sumut Rony Reynaldo Situmorang, di Medan, Jumat (4/11).
Disebutkannya, dana bank garansi tersebut seharusnya sebagai jaminan agar proses pengerjaan di bidang jasa konstruksi dapat berjalan sesuai rencana dengan perjanjian yang berlaku.
Selain dana bank garansi, pihak PT Waskita Karya tentunya telah menerima panjar atau down payment sebelum proyek tersebut mulai dikerjakan.
Karena itu, kata Rony, patut dipertanyakan jika PT Waskita Karya mengaku mengalami kesulitan untuk melaksanakan percepatan pengerjaan proyek infrastruktur karena alasan dana.
Menurut Rony, tidak mungkin sebuah perusahaan jasa konstruksi BUMN seperti PT Waskita Karya mengalami kesulitan membiayai proyek pembangunan serta perbaikan jalan dan jembatan senilai hampir Rp2,7 triliun yang telah dimenangkan melalui proses tender.
Sebab, lanjutnya, PT Waskita Karya selaku penyedia jasa dan pemenang tender wajib memiliki saldo rekening koran perusahaan minimal Rp1.4 triliun dari total nilai proyek sebesar Rp2,7 triliun.
“Karena itu, sangat sulit dipercaya jika progres proyek infrastruktur Pemprov Sumut yang dikerjakan PT Waskita hingga awal Nopember 2022 masih berada di kisaran 1,2 persen,” ucapnya.
Dengan progres proyek yang baru sekitar 1,2 prsen, ia memperkirakan total dana yang dihabiskan untuk membiayai pengerjaan proyek tersebut belum mencapai Rp100 miliar atau masih jauh di bawah angka bank garansi yang dimiliki oleh PT Waskita.
Politisi Partai NasDem ini memprediksi, PT Waskita jika terbukti benar mengalami kesulitan dana, maka secara teknis kecil kemungkinan mampu merealisasikan target 33 persen dari total nilai proyek sebesar Rp2,7 triliun hingga akhir Desember 2022.
“Persoalan pengerjaan proyek infrastruktur senilai Rp2,7 triliun yang terkesan berjalan lamban akibat pihak PT Waskita mengaku
kesulitan dana harus menjadi perhatian serius dari DPRD dan Pemprov Sumut,” ujarnya.
Sebelumnya, Kadis Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) Sumut Bambang Pardede, menjelaskan, progres proyek multiyears baru terealisasi sekitar 5,3 persen, yakni PT Waskita Karya sebesar 1,2837 persen, PT SMJ sebesar 2,9778 persen dan PT Pijar Utama sebesar 1,04 persen dari yang ditargetkan di akhir Desember 2022 sebesar 33,55 persen. (LMC-01)
