
Ilustrasi
Mulai dari lontong Medan, nasi uduk, bika ambon, dan ratusan jenis kuliner lainnya di provinsi ini diyakini mampu menjadi andalan Indonesia menjelang pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) awal 2016.
“Saya pun tertarik mengembangkan usaha kuliner khas Medan ke manca negara, khususnya ke Penang Malaysia. Pasti peminatnya luar biasa,” kata anggota DPRD Sumut, Nezar Djoely, Selasa.
Pemberlakuan MEA di awal 2016, kata politisi Nasdem ini merupakan peluang sekaligus tantangan bagi masyarakat Sumut.
Sayangnya kesiapan Sumut, menurut dia masih sangat minim meski provinsi ini memiliki segudang produk unggulan.
Padahal, kata Nezar, jika tidak mampu bersaing Sumut akan tertinggal,
“Kita ini punya banyak produk unggulan seperti kepala sawit maupun produk pertanian lainnya, kita juga punya segudang tenaga ahli di berbagai profesi,” ucapnya.
Sehingga diperlukan pemahaman yang lebih intensif kepada masyarakat untuk mengetahui bagaimana pentingnya pemberlakuan pasal bebas tersebut.
“Pemerintah khususnya di tingkat kabupaten/kota juga seharusnya terus bergiat menyosialisasikannya ke tengah-tengah masyarakat,” ujar Nezar.
Ia juga meminta agar pemerintah daerah segera mengumpulkan dan mengidentifikasi sejumlah produk kuliner yang menjadi cirikhas serta memberikan branding dan packaging yang berkualitas terhadap produk lokal tersebut.
“Saya yakin kuliner dan sejumlah makanan khas Sumut itu bisa jadi andalan utama di MEA,” ucapnya.(LMC-02)