
Wakil Walikota Medan Akhyar Nasution menyampaikan sambutan pada acara pembukaan seminar nasional Gempa Sumatera Utara: Resiko dan Antisipasinya yang digelar niversitas Katolik St. Thomas Medan, Jumat (19/5). (Foto: Lntasmedan/ist)

Medan, 19/5 (LintasMedan) – Masyarakat di Medan perlu diedukasi mengenai standar dan kriteria bangunan di kota itu agar tahan terhadap gempa besar yang kemungkinan terjadi, kata Wakil Walikota Medan Akhyar Nasution.
“Karakteristik pembangunan infrastruktur bangunan di Kota Medan sedang mengarah pada bangunan infrastruktur bersifat vertikal. Kondisi demikian menuntut konstruksi bangunan yang anti gempa, sehingga tidak mudah roboh dan retak saat diguncang gempa,” katanya di Medan, Jumat.
Pernyataan tersebut diungkapkan Wakil Walikota pada seminar nasional bertema Gempa Sumatera Utara: Resiko dan Antisipasinya yang digelar Universitas Katolik St. Thomas Medan.
Menurut dia, kemungkinan terjadinya gempa bumi perlu senantiasa diwaspadai, meski hingga saat ini belum ada teknologi yang bisa mendeteksi akan terjadi bencana alam tersebut.
Salah satu langkah antisipasi yang perlu diterapkan adalah mensosialisasikan kepada masyarakat tentang pentingnya menerapkan konstruksi bangunan tahan gempa.
Diakuinya, Pemerintah Kota Medan sangat membutuhkan masukan mengenai standar bangunan gedung yang layak berdiri dengan konstruksi yang sudah anti gempa, sehingga ini bisa dijadikan sebagai salah satu indikator wajib untuk menerbitkan surat izin mendirikan bangunan (IMB).
Standarisasi tersebut dibutuhkan untuk memastikan konstruksi dan bangunan yang didirikan telah sesuai dengan kondisi geografis dan uji kelayakan terhadap bencana alam.
“Kesadaran masyarakat Kota Medan untuk membangun bangunan atau rumah tahan gempa masih perlu terus ditingkatkan,” ujar Wakil Walikota.
Seminar nasional ‘Gempa Sumatera Utara: Resiko dan Antisipasinya’ menghadirkan narasumber, antara lain Prof. Dr. Ir. H. Ramli Bin Nazir dari Malaysia, David Robinson, Ph.D dari DM Innovation, Prof Masyur Irsyam, Ph.D dan Ketua Tim Peta Gempa Indonesia Danny Hilman Natawidjaja, Ph.D. (LMC-01)