Jakarta, 8/11 (LintasMedan) – Masa-masa awal karirnya sebagai Bupati Batang, Jawa Tengah Yoyok Riyo Sudibyo, 43, pernah merasa kesulitan untuk membawa perubahan.
Menurut pria yang baru-baru ini menerima penghargaan Bung Hatta Anti-Corruption Award (BHACA) 2015, tantangan berat sebagai mantan perwira TNI Angkatan Darat kerap di alaminya namun dirasa jauh lebih sulit dari pengalamannya sebagai Bupati Batang.
“Saya pernah merasa tidak berdaya ketika itu bahkan pernah meminta ibu untuk datang ke kantor dan menangis di pangkuannya,” kata Yoyok menceritakan pengalaman tahun pertama menjabat sebagai Bupati Batang, saat memberi pidato sebagai penerima BHACA 2015 di Jakarta, Kamis malam.
Penghargaan sebagai tokoh antikorupsi sekaligus figur berpengaruh dalam menumbuhkan kultur antikorupsi itu juga diberikan kepada mantan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Yoyok menuturkan, tahun pertama jabatannya pada tahun 2012 amat berat. Tak mudah membawa perubahan.
“Saya yang mantan tentara ternyata nggletak (tidak berdaya) juga tahun pertama. Saya panggil ibu saya ke kantor, duduk di tempat duduk saya. Saya bilang, ‘Wah, Ibu, saya enggak sanggup’. Saya menangis di pangkuan ibu saya. Sentimental juga saya. Lebay, ya?” tutur Yoyok.
Yoyok berpidato dengan gaya bicaranya yang ceplas-ceplos. Beberapa kali ia melontarkan gurauan, termasuk soal orang-orang yang kerap menyepelekannya.
Itu karena ia tak punya “potongan” kepala daerah, sama seperti dikisahkan Presiden Joko Widodo semasa ia menjabat Wali Kota Solo, di mana ajudannya malah disangka wali kota.(LMC/Kps)