
PArlinsyah Harahap (Foto:LIntasMedan/imb)

Medan, 7/6 (LintasMedan) – Politisi muda Partai Gerindra yang juga wakil ketua DPRD Sumatera Utara, Parlinsyah Harahap harus pasrah menerima ‘pil pahit’ mendapat serangan bertubi-tubi sejumlah wakil rakyat saat memimpin sidang paripurna dengan agenda perubahan keanggotaan dan alat kelengkapan serta Badan Anggaran dan Badan Musyawarah Legislatif itu, Selasa.
Bahkan sidang dibawah kepemimpinannya itu nyaris ricuh dan diwarnai saling intrupsi.
Parlinsyah dinilai harus lebih banyak belajar untuk menjadi pimpinan sidang sehingga bisa lebih tegas dalam bersikap.
“Bagaimana ini pimpinan, banyak saran dan masukan dari anggota dewan justru tidak diterima,” kata anggota DPRD Sumut Bustami HS.
Politisi PPP yang tergabung dalam Fraksi Persatuan Keadilan Bangsa (PKB) yakni Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) serta Partai Keadilan Bangsa (PKB), memprotes dua nama yang diutus Fraksi PKB untuk duduk sebagai anggota Pansus Lingkungan Hidup dan Izin Usaha Perusahaan.
Dalam surat keputusan yang akan dibacakan pimpinan dewan, tertera nama Juliski Simorangkir dan Philip Juang Nehe—keduanya dari PKPI.
Padahal, menurut Bustami, Fraksi PKB tidak hanya dihuni PKPI, tapi juga PPP yang terdiri dari 4 kursi dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang terdiri dari 3 kursi.
Bustami juga merasa PPP tidak pernah dilibatkan oleh ketua dan sekretaris fraksi dalam setiap pengambilan kebijakan dan meminta agar salah seorang anggota dewan dari PPP, Hasaidin Daulay dipilih untuk menjadi anggota Pansus.
Namun awalnya, Parlinsyah terlanjur mengetok palu mensahkan nama yang sudah diputuskan lewat rapat Banmus tersebut. Inilah yang kemudian memicu emosi Bustami.
“Kami sudah intrupsi tapi palu tetap diketok pimpinan,” teriaknya kesal.
Dia menuding Parlinsyah sebagai pimpinan dewan tidak becus dan tidak konsisten dalam memimpin rapat.
“Kenapa ketika Golkar mengajukan perubahan diakomodir, tetapi kami tidak diakomodir,” cetusnya.
Perdebatan dan interupsi yang dilakukan Bustami menimbulkan interupsi susulan dari anggota dewan lainnya.
Sutrisno Pangaribuan dari PDIP menyatakan seharusnya pesoalan internal fraksi jangan dibahas dalam forum paripurna.
Karena segala sesuatu yang dibahas di paripurna sebaiknya yang sifatnya sudah final saja.
Sejumlah anggota dewan lainnya Budiman Nadapdap, Analisman Zalukhu dan Ramses Simbolon juga mendesak agar pimpinan menskors rapat dan menyelesaikan persoalan tersebut, hingga rapat akhirnya diskors hampir 10 menit.
Saat mengambil keputusan menskors rapat Parlinsyah juga terlihat ragu karena kembali mendapat intrupsi anggota dewan.
Namun Politisi Demokrat Mustifowiyah Sitompul meminta agar Parlinsyah tegas dan menskors saja rapat tersebut. “Silahkan saja diskors pimpinan, jika suasana kurang kondusif,” katanya.
Parlinsyah usai menutup sidang terlihat lega.
Sembari bergurau dia mengatakan kondisi itu karena dirinya sedang berpuasa. “Bisa-bisa nanti terminum pula air putih setelah ini,” katanya tertawa. (LMC-02)