Madina, 11/10 (LintasMedan) – Sembari menyanyikan lagu “Bongkar dan Tikus Kantor”, puluhan mahasiswa yang mengatasnamakan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Kabupaten Mandailing Natal (Madina) berorasi di Kantor Bupati Madina. Menantang pejabat di Pemkab itu debat soal data stunting, Rabu (11/10).
“Kami muak dengan ketidakpastian dan keserakahan. Pandanglah kami sebagai manusia,” mereka lantunkan serentak kala lagu tersebut tiba di lirik itu, sambil berorasi. Karena Bupati dan Wakil Bupati Madina yang mereka harapkan menyambut tidak kunjung tiba.
Padahal sebelumnya Setdakab Madina, Alamulhaq Daulay, telah menyambutnya. Mungkin karena penjelasan yang disampaikan tidak mengena di hati, mereka mencoba tetap bertahan, menunggu Bupati dan Wakil Bupati sambil terus bernyanyi.
“Kami datang membawa aspirasi masyarakat, kami ingin Ibu Wakil atau Bupati. Anggaran stunting ini cukup besar, kami ingin penjelasan dan penjabarannya. Kami akan bertahan sampai ada yang bisa menjelaskan, bahkan berdebat dengan kami. Kami datang bukan tanpa solusi,” ucap seorang mahasiswa, khoirul Amri Rambe, dalam aksi itu.
Disampaikan, asal muasal dari aksi ini terkait dengan meninggalnya seorang balita penderita gizi buruk beberapa waktu yang lalu, yang belum sempat mendapatkan perawatan medis. Dan dikabarkan juga sama sekali tidak masuk dalam daftar anak stunting di Madina.
Sehingga mahasiswa tersebut turut kecewa dan terdorong untuk melakukan aksi. Mereka berorasi juga membawa spanduk kecil yang bertuliskan bahasa-bahasa protes serta sebuah keranda sebagai simbol dari kekecewaan.(LMC-04)