

Madina, 31/7 (LintasMedan) – Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal (Madina) mengasumsikan dengan memiliki kantor Imigrasi dan bandara akan mampu membangkitkan perekonomian, Sabtu (31/7).
Upaya menggali potensi daerah menjadikannya sebuah sektor ril dalam menggerakkan roda perekonomian tentu memerlukan biaya dan sebuah kajian yang matang. Kabupaten Madina telah memiliki potensi itu, namun masih membutuhkan perhatian dari pemerintah pusat dan provinsi dalam merealisasikannya.
Saat ini yang menjadi sasaran, persiapan peresmian Kantor Imigrasi di Desa Mompang Jae, Kecamatan Panyabungan Utara berikut sarana penunjangnya pembangunan bandara di Kecamatan Bukit Malintang. Ini dipercaya akan menjadikan Kabupaten Madina sebagai sentralnya kabupaten se Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel).
Seperti yang diutarakan Wakil Bupati Madina Atika Azmi Utammi. Ada sekitar 7000 per tahun jumlah masyarakat Madina yang harus ke Sibolga mengurus Paspor. Hal ini menjadi perhatian termasuk juga jarak yang menjadi faktor utama.
“Memang saat ini belum perlu paspor karena pembatasan bepergian ke luar negeri. Tapi kalau memang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) selesai, pandemi Covid-19 berakhir, kita sudah stand by. Masyarakat kita sudah bisa urus di sini,” katanya, di lokasi Unit Kerja Kantor Imigrasi Kelas II TPI Sibolga Kabupaten Madina.
Kantor Imigrasi ini telah memiliki fasilitas lengkap namun belum bisa dioperasikan masih menunggu MoU dengan Kemenkumham. Disebabkan ada Peraturan Menteri Dalam Negeri terkait pelarangan melakukan perjalanan dinas ke zona-zona PPKM.
Dengan adanya Kantor Imigrasi ini, Pemkab Madina termotivasi untuk mempersiapkan bandara. Menjadikannya sebagai langkah awal untuk mengejar target 3 Km runway agar Boeing bisa landing.
“Kalau Boeing bisa landing, keberangkatan haji kita targetkan dari Madina. Kita bangun juga asrama haji, nanti se Tabagsel akan berkumpul di sini. Pastinya ekonomi masyarakat akan bergerak sekaligus peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD),” sebutnya.(LMC-04)