
Elisa Julianus Marbun. (Foto: LintasMedan/ist)

Medan, 9/10 (LintasMedan) – Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Elisa Juianus Marbun menilai tujuh pemerintah kabupaten (Pemkab) yang sebagian wilayahnya berada di kawasan Danau Toba belum serius turut serta membenahi dan mengembangkan potensi objek pariwisata tersebut agar benar-benar menjadi destinasi wisata bertaraf internasional.
“Selama ini, yang getol menginginkan Danau Toba menjadi destinasi wisata bertaraf internasional hanya Gubernur Sumut dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut. Padahal, fungsi dan peran Pemprov Sumut dalam hal pengembangan potensi wisata Danau Toba hanya sebatas bersifat mendukung,” katanya di Medan, Senin.
Tujuh kabupaten di sekitar Danau Toba itu, yakni Simalungun, Toba Samosir, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Samosir, Dairi dan Karo.
Elisa menyatakan hal tersebut menjawab pertanyaan wartawan, terkait adanya pernyataan kalangan pengelola biro perjalanan wisata di Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang menyebutkan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang melanjutkan perjalanan dari Lombok ke Danau Toba dan objek wisata lain di Sumut selama ini masih tergolong sangat minim.
Menurut Elisa, ego sektoral antarsesama pemerintah kabupaten di kawasan Danau Toba masih menjadi masalah utama dalam pengembangan sektor pariwisata sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi di kawasan wisata itu.
Seharusnya, kata dia, sikap ego sektoral tersebut dihilangkan oleh masing-masing kabupaten jika beragam potensi pariwisata yang terdapat kawasan Danau Toba dan sekitarnya ingin maju dan menjadi andalan suatu daerah.
“Yang terjadi selama ini adalah masing-masing Pemerintah Kabupaten yang wilayahnya meliputi sebagian kawasan Danau Toba terkesan belum serius menggembangkan keunggulan pariwisata masing-masing, serta minim koordinasi dalam hal merealisasikan ide maupun konsep pariwisata berkelanjutan,” ujarnya.
Sementara, kata dia, koordinasi terpadu antardaerah serta dukungan infrastruktur yang memadai merupakan modal penting dan bagian strategis untuk menjadikan beragam potensi kearifan lokal dan keindahan alam Danau Toba tersohor dan mendunia.
Ia menambahkan, untuk meningkatkan jumlah wisatawan ke Danau Toba, antarsesama Pemkab di sekitar Danau Toba perlu memantapkan koordinasi dalam hal menerapkan berbagai program dan kebijakan strategis dalam rangka menjadikan sektor pariwisata sebagai kekuatan ekonomi baru di kawasan itu.
Beberapa program dan kebijakan strategis itu, antara lain menggelar event pariwisata berskala internasional secara terjadwal, penciptaan situasi yang aman dan nyaman, termasuk penerapan regulasi sektor pariwisata yang sederhana, mudah dan murah bagi calon investor yang ingin menanamkan modal di kawasan wisata tersebut.
Jika upaya pembenahan tersebut konsisten dilaksanakan oleh seluruh Pemkab di sekitar Danau Toba, Elisa menyatakan optimistis jumlah wisatawan lokal, regional dan internasional yang melancong ke kawasan wisata itu akan meningkat secara signifikan dan ikut berdampak positif bagi perekonomian serta daya beli masyakat sekitar destinasi pariwisata yang ada.
Sebagaimana diketahui, Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata menargetkan jumlah wisman mengunjungi Danau Toba mulai tahun 2019 minimal sebanyak satu juta orang.
Selama ini, jumlah wisman yang mengunjungi Danau Toba hanya sekitar 250.000 orang per tahun. (LMC-02)