
Kerumunan orang berkumpul di depan kantor cabang maskapai Qatar Airways, Selasa (6/6). Pemutusan hubungan diplomatik tujuh negara terhadap Qatar berdampak pada penerbangan dari dan ke Qatar. (Foto: LintasMedan/BBC)

Doha, Qatar, (LintasMedan) – Sebanyak 43.000 warga negara Indonesia yang bekerja di Qatar disarankan tidak menimbun barang-barang kebutuhan atau membeli tiket pulang setelah Qatar dikucilkan oleh tujuh negara.
Menurut Pelaksana Fungsi Pensosbud Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Anwar Luqman Hakim di Doha, Rabu, pihaknya telah mendapat jaminan dari Pemerintah Qatar bahwa segala langkah sedang dipersiapkan, sehingga tidak perlu terjadi kepanikan.
“Intinya agar masyarakat tetap tenang, tetap waspada memang perlu untuk melihat perkembangannya tetapi tidak perlu untuk melakukan hal-hal yang berlebihan seperti menimbun barang-barang kebutuhan. Itu tidak perlu,” ujarnya.
KBRI, tambahnya, juga tidak menyarankan warga Indonesia di Qatar untuk membeli tiket pulang.
“Itu juga tidak disarankan. Jadi tetap saja kehidupan berlangsung seperti biasa, normal, karena pernyataan resmi dari pemerintah Qatar juga mengatakan hal yang sama bahwa mereka sudah melakukan hal-hal yang diperlukan untuk memastikan keadaan ini tidak mempengaruhi masyarakat baik secara sosial maupun ekonomi,” kata Anwar.
Disebutkannya, WNI yang selama ini bekerja di Qatar tercatat sekitar 25.000 orang adalah pekerja di sektor rumah tangga dan sisanya bekerja di perusahaan-perusahaan Qatar atau multinasional.
“Stok barang juga dipastikan ada. Pak Dubes (Dubes RI di Qatar) juga sudah bertemu dengan sekjen Kemlu Qatar dan diyakinkan kembali bahwa pemerintah Qatar sudah mempersiapkan segala sesuatu terkait logistik dari jauh-jauh hari,” tambahnya.
Meski pihak KBRI di Doha sudah mengeluarkan agar WNi di negara itu tidak panik, tetapi sebagian warga negara Indonesia diinformasikan tetap saja membeli tiket sebagai langkah antisipasi, seperti yang dilakukan oleh Wirawan, yang bekerja di industri perminyakan di Doha.
“Terus terang saya sudah langsung membeli tiket juga kemarin untuk berjaga-jaga,” ungkap Wirawan.
Sebagaimana diketahui, negara-negara yang memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar adalah Arab Saudi, Mesir, Bahrain, Uni Emirat Arab, Libia, Yaman, dan Maladewa dengan alasan Qatar mendukung kelompok-kelompok teroris seperti Al-Qaeda dan kelompok yang menyebut diri Negara Islam (ISIS).
Namun Qatar menyebut tuduhan itu tidak berdasar dan meminta agar persoalan ini diatasi melalu dialog.
Di antara konsekuensi pembekuan hubungan adalah penutupan wilayah udara negara-negara yang memutuskan hubungan bagi maskapai penerbangan Qatar Airways dan penutupan jalur darat antara Arab Saudi dan Qatar yang menjadi rute penting bagi pasokan makanan ke negara kecil di kawasan Teluk tersebut.
Pemutusan hubungan diplomatik yang dilakukan oleh beberapa negara Arab terhadap Qatar diperkirakan dapat menyebabkan terganggunya perdagangan komoditas, mulai dari minyak mentah, makanan, hingga logam.
Hal ini dikhawatirkan dapat mengejutkan pasar gas global, di mana negara-negara teluk sebagai pemain utamanya. (LMC-05/BBC/Rtr)