
Foto: Ilustrasi

Medan, 16/11 (LintasMedan) – Pengamat politik dari Universitas Sumatera Utara (USU), Prof. Dr Badaruddin menilai ada kemungkinan Partai Golkar beralih haluan menarik dukungan untuk Tengku Erry Nuradi dalam pencalonan gubernur Sumatera Utara pada Pilkada 2018, apabila Setya Novanto secara resmi mengundurkan diri dari jabatan ketua umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar.
“Sangat mungkin DPP Partai Golkar di bawah ketua umum yang baru akan mengevaluasi atau membatalkan dukungan untuk Erry Nuradi,” katanya kepada lintasmedan.com, Kamis.
Sebagaimana diketahui, Partai Golkar sebelumnya secara resmi menyatakan dukungannya kepada calon Gubernur Sumatera Utara (Sumut) petahana Tengku Erry Nuradi yang berpasangan dengan Ketua DPD Partai Golkar Sumut Ngogesa Sitepu dalam Pilkada serentak 2018.
Menurut dia, jika didasari kepentingan Pemilihan Umum Legislatif dan Pemilihan Presiden pada 2019, tidak tertutup kemungkinan Partai Golkar akan memprioritaskan figur cagub Sumut dari kader murni partai tersebut.
Sebab, mantan Dekan Fisip USU ini menilai Partai Golkar masih punya banyak kader yang pantas dan layak diusung dalam Pilkada Sumut 2018.
Apalagi, lanjutnya, partai berlambang pohon beringin ini menempatkan 17 wakil di DPRD Provinsi Sumut atau yang terbanyak dari parpol lainnya.
Jika Partai Golkar secara resmi menarik dukungan untuk Erry Nuradi, tentunya keputusan tersebut akan memaksa cagub Sumut petahana itu harus kembali melakukan pendekatan dengan seluruh partai politik untuk membahas rencana koalisi.
Prediksi tersebut, katanya, didasarkan atas pemikiran bahwa Erry Nuradi yang juga ketua DPW Partai NasDem Sumut hingga saat ini masih mengantongi dukungan dari beberapa parpol lain yang jumlah wakilnya relatif sedikit di DPRD Sumut.
“Meski demikian, peta pencalonan dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur Sumut 2018 hingga beberapa bulan kedepan masih bisa saja berubah,” tuturnya. (LMC-03)