New York, 1/10 (LintasMedan) – Suasana haru mewarnai upacara pengibaran bendera Palestina di kantor pusat PBB di New York, Rabu waktu setempat.
Di tengah cuaca kelabu dan berawan di tepi Manhattan East River, embusan angin sepoi-sepoi mengiringi kibaran lembut bendera Palestina saat dikerek di tiang.
Pengibaran bendera langsung disaksikan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas yang sebelumnya mencium bendera tersebut di hadapan sejumlah orang yang turut mengabadikan peristiwa itu.
“Rakyat Palestina tidak terikat lagi dengan kesepakatan-kesepakatan yang ditandatangani dengan Israel,” kata Abbas dalam kesempatan itu seperti dikutip dari BBC, Kamis.
“Oleh karena itu kami menyatakan tidak bisa lagi terus terikat dengan kesepakatan-kesepakatan dan Israel harus mengemban tanggung jawabnya sebagai pihak yang melakukan pendudukan (aneksasi).” tambahnya.
Dia menuduh Israel secara terus-menerus melanggar Kesepakatan Oslo yang ditandatangani pada tahun 1993.
Dalam upacara yang dipimpin Sekjen PBB Ban Ki-moon itu, Abbas menyerukan agar badan dunia tersebut juga memberikan keanggotaan penuh bagi Palestina di tengah kebuntuan proses perdamaian dengan negeri zionis.
Meski demikian, Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menanggapi pidato Abbas sebagai sesuatu yang culas dan memicu hasutan serta keonaran di Timur Tengah.
Dilansir dari Reuters, pengibaran bendera berwarna merah, putih, hijau dan hitam itu dilakukan di dekat taman bunga di markas PBB.
“Saat untuk menaikkan bendera ini akan segera tiba di Yerusalem, ibu kota negara Palestina kami dan hari ini, setiap tahun pada 30 September, akan menjadi peringatan penting bagi Palestina,” ucap Abbas.
Palestina menginginkan Yerusalem Timur menjadi ibu kota dari Palestina yang independen.
Warga Palestina di Amerika Serikat dan di beberapa penjuru dunia bersorak bangga merayakan peristiwa berharga tersebut.
Usai pengibaran bendera, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menyampaikan pidato singkat di samping Presiden Majelis Umum PBB Mogens Lykketoft dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menyampaikan pidato singkat di samping Presiden Majelis Umum PBB Mogens Lykketoft dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Pemungutan suara di Majelis Umum PBB pada pertengahan September memutuskan agar bendera Palestina dikibarkan di kantor pusat PBB walau statusnya masih berupa pengamat.
Dalam pemungutan suara terkait bendera Palestina pada Kamis, 24 September, sebanyak 119 negara mendukung. Sementara 45 lainnya memutuskan tidak ikut mengambil suara alias abstain.
Duta besar Israel di PBB saat itu, Ron Prosor menyebut langkah itu merupakan upaya terang-terangan untuk membajak PBB. Itu karena, menurut dia, satu-satunya cara Palestina mencapai kedaulatan sebagai sebuah negara adalah dengan perundingan langsung dengan Israel.
Pada 29 November 2012, Palestina mendapatkan status pengamat non-anggota melalui voting Sidang Majelis PBB.
Wakil Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, sebelumnya mengatakan aksi itu merupakan langkah lain dalam memperkuat keberadaan pemerintah Palestina di arena internasional.(LMC/BBC/Reuters)